Langsung ke konten utama

Menyelami Masa Lalu

Banyak yang telah terlewat dan nggak sempat aku abadikan, baik melalui tulisan maupun foto. Setelah sekian lama, akhirnya tadi aku mulai untuk mengirimkan tulisanku lagi. Belajar nulis lagi dari awal. Setelah kupikirkan ternyata mengabadikan momen dan mencurahkan sudut pandang kita itu penting. Selain untuk menyimpan memori juga untuk mengingat kita "dulu" seperti apa atau bahkan untuk melihat perubahan yang ada pada diri kita.

Setelah menyelesaikan tulisan sampai jam 3 subuh. Aku terbangun dan mulai melihat diriku yang dulu seperti apa dengan menelusuri diriku di media sosial mulai dari twitter, fb, ask fm, sampai pinterest. Melalui kegiatan itu yang aku dapatkan adalah ternyata diriku yang dulu dengan sekarang ada banyak perubahan dan nggak banyak kesamaan. Kesamaan aku yang dulu dan sekarang adalah wajah nggak banyak berubah, tapi cara menggunakan jilbab yang berubah. 

Waktu SMP ternyata aku pakai jilbab bisa maju banget, selain itu juga banyak mencoba model jilbab. Kemudian dulu kegiatanku setelah selesai sekolah siang jam 1 siang, jam 2 siang ngaji TPA, jam 4 sore pergi ketempat les. Keseharianku selama 6 hari sama, kecuali hari minggu banyak kuhabiskan di rumah dan menyempatkan ke warnet--pilih paket 2 jam. Serta aktif mengikuti paduan suara di sekolah, lagu yang paling kuingat selain lagu nasional adalah Butiran Debu karena lolos oprec menyanyikan lagu itu dan Syimphoni Yang Indah sebab ketika lomba menyayikan lagu itu. Masa SMA pernah aku ceritakan di tulisan lain.

Diriku yang sekarang tentu banyak berubah dari yang dulu. Dari banyaknya perubahan, perubahan cara pandangku dan caraku melihat semua persoalan adalah perubahan yang paling aku rasakan. Tentu saja! Aku sudah mulai belajar menjadi dewasa! Bukan remaja lagi atau bahkan bocah!

Contoh kecilnya ketika Ririn yang dulu kalau ada permasalahan lebih baik memendam semuanya sendiri. Namun Ririn yang sekarang kalau ada permasalahan mencoba untuk mengkomunikasikan dengan orang yang bersangkutan untuk kemudian mencari solusi. Bukan, bukan karena cari masalah. Karena itu memang menurutku sebuah masalah sesuatu yang tidak berkenan/nggak seharusnya terjadi dan baiknya memang dibahas.

Kalau ada orang yang bilang aku masih punya mental bocah dan nggak berkembang, gapapa itu pendapatnya. Aku mecoba belajar dari semua kesalahan, mencoba memperbaiki, mencoba yang terbaik yang bisa aku beri. Hidup memang begitu, nggak semua dari diri kita benar dan perlu masukan orang lain. Aku berpesan untuk diriku sendiri, "Rin jangan berkecil hati, gapapa, its ok. Kamu bisa belajar dari semua kesalahan".

Setelah banyak menyelami masa laluku. Aku mulai bertanya, "Selanjutnya apa?" Setelah mendapatkan gelar Sarjana, tentu aku harus punya rencana lain. Untuk saat ini cukup aku dan orang-orang sekitarku saja yang tau. Semoga semua rencanaku bisa aku wujudkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sulit Menemukannya (Lagi)

Mungkin ada sebagian kecil dari kehidupan kita yang akan sulit kita temukan (lagi). Ketika kita kecil, kita sering jajan didepan sekolah hingga jajanan tersebut (mungkin) menjadi jajanan favorit. Namun sekarang ketika kita datang ke sekolah, kita hanya bisa mengenang betapa nikmatnya jajanan tersebut. Entah itu karena penjualnya tidak berdagang lagi atau tetap ada namun rasanya berbeda sebab bukan penjual lama yang menyajikan. Semakin dewasa kita, maka akan semakin banyak kenangan yang akan dan harus kita ingat. Entah itu sebagai pelajaran ataupun hanya untuk mengetahui apa rasanya rindu. Seperti sekarang ini aku merindukan lingkar pertemananku. Benar kata orang-orang, bahwa seorang akan dipertemukan dengan orang yang sama dengannya. Entah itu tingkah lakunya, hobbinya, atau bahkan visi-misinya. Sebab dengan kesamaan itulah kita tidak akan pernah habis bahan pembicaraan–pun aku merasakannya selama ini. Ketika dulu kita memang sering bertemu, begitu banyak hal yang kita bicarak...

"Kamu Nggak Sendirian"

  "Hidup itu nggak cukup sendirian, kita selalu butuh orang2 sekitar". Kira-kira kalimat kyk gitu yg sering aku denger dari mamak. Maklum anaknya yg ini lebih suka ngelakuin banyak hal sendirian karena takut ngerepotin orang lain. Bahkan mamak takut klo anaknya ini kuper aka kurang pergaulan. Sebenernya temen banyak, tapi temen deket bisa diitung jari. Sampe di bulan Januari kemarin, aku ke dokter dan disaranin dua hari lagi oprasi. Aku bingung harus ngubungin siapa dulu, yg pertama terlintas di kepalaku ya mamak. Sepulang dari RS, aku VC mamak & kuberitahu. Akhirnya keluarga Pak Radis jadi heboh wkwk. Sebenernya saat itu aku nggak ada perasaan takut sama sekali dan malah aku masih bisa hahahihi sambil menenagkan mamak. Mamak bilang hari di mana aku dioprasi harus ada yg nemenin. Kubilang, tenang ada. Mamak nggak percaya karena sebelumnya aku bilang bisa sendiri. Mamak marah, sampai akhirnya aku sebut nama2 temanku yg kemungkinan bisa membersamaiku--Atim, Ahim, Gita dan K...