Mungkin ada sebagian kecil dari kehidupan kita yang
akan sulit kita temukan (lagi). Ketika kita kecil, kita sering jajan didepan
sekolah hingga jajanan tersebut (mungkin) menjadi jajanan favorit. Namun sekarang
ketika kita datang ke sekolah, kita hanya bisa mengenang betapa nikmatnya jajanan
tersebut. Entah itu karena penjualnya tidak berdagang lagi atau tetap ada namun
rasanya berbeda sebab bukan penjual lama yang menyajikan.
Semakin dewasa kita, maka akan semakin banyak
kenangan yang akan dan harus kita ingat. Entah itu sebagai pelajaran ataupun
hanya untuk mengetahui apa rasanya rindu. Seperti sekarang ini aku merindukan
lingkar pertemananku. Benar kata orang-orang, bahwa seorang akan dipertemukan
dengan orang yang sama dengannya. Entah itu tingkah lakunya, hobbinya, atau
bahkan visi-misinya. Sebab dengan kesamaan itulah kita tidak akan pernah habis
bahan pembicaraan–pun aku merasakannya selama ini.
Ketika dulu kita memang sering bertemu, begitu
banyak hal yang kita bicarakan. Dari hal yang tidak penting hingga hal penting
yang sering membuat kita mengintropeksi diri. Kata orang, bertemanlah kalian
dengan orang yang bisa mendukungmu, ada disampingmu walau tahu kekuranganmu,
memarahimu sebab memang engkau salah–kalian adalah teman itu. Kita memang
berbeda-beda, style kita berbeda, cara pandang kita, pikiran kita, dan banyak
yang lainnya. Namun menurutku yang membuat kita selalu ingin bertemu ketika
pulang ke kota kecil itu adalah karena kita mempunyai kesamaan visi-misi dan
tentunya karena kita tidak pernah habis bahan pembicaraan. Bahan pembicaraan
inilah yang membuat kita nyambung satu
samaa lain.
Bahkan kita terkadang heran ketika ada dua orang anak
yang mereka bersekolah di sekolah yang sama, satu kelas, satu eskul selama bertahun-tahun.
Namun ketika ditanya, apakah mereka dekat jawabannya tidak – hanya sebatas
tahu. Sebab mereka jarang berbicara panjang-lebar, sebab mereka tidak ada bahan
pembicaraan. Kita sekarang ada ditempat yang berbeda-beda dan kita mempunyai
kesibukan masing-masing. Membuat kita sulit untuk berbicara panjag-lebar. Namun kita selalu menyempatkan waktu untuk bersua,
walau hanya sebentar.
Waktu yang sebentar itu, ketika memanfaatkannya akan
sangat terkesan. Kita sudah bahagia ketika kita hanya bisa bertemu 30 hari atau
bahkan kurang dari itu dari 365 hari yang ada, kita sudah bahagia ketika hanya
bercerita tentang pengalaman kita masing-masing. Tanpa perlu jalan-jalan
kesana-kemari, kita telah bahagia. Sebab kebahagiaan itu ada dihati kita, maka
kita tak perlu repot-repot mencari kita telah bahagia.
Sekarang kita benar-benar melanglang buana. Dulu hanya dua dari kita yang meninggalkan kota kecil itu. Sekarang kalian pun juga ikut
meninggalkan kaki gunung itu. Kita mencari ilmu demi kesejateraan kota
kelahiran kita dimasa depan. Aku tak sabar mendengar pengalaman-pengalaman
kalian. Semoga jalan kalian selalu dimudahkan dan selalu diridhoiNya.
![]() |
Komentar
Posting Komentar