Langsung ke konten utama

Putih Abu-Abuku

Ada sebagian orang menghabiskan waktu luangnya untuk membaca buku, online, menonton film, atau melakukan hal lainnya. Terkadang aku termasuk yang keempat–melakukan hal lainnya–yang aku lakukan adalah melihat foto zaman dulu. Terdengar membosankan atau bahkan kurang kerjaan. Namun bagiku, itu adalah hal yang mengasikan. Sekedar melepas rindu pada kenangan-kenangan masa lalu.

Masa lalu adalah sesuatu yang membuat kita menjadi seperti saat sekarang. Tak peduli berapa lama menghabiskan waktu untuk melihat foto zaman dulu–aku menyukainya. Dari foto-foto lama, kita bisa mengingat kembali, “Ohh iya, aku dulu pernah begini dan begitu.” Setelah itu mengoreksi diri dan kembali tengelam dalam eforia masa lalu.

Kata orang, masa yang paling berkesan adalah saat kita memakai seragam putih abu-abu. Setelah kupikir adalah benar adanya. Ini terbukti dari file foto-fotoku yang paling banyak ketika aku memakai seragam putih abu-abu–itu yang tersimpan, kurang tahu berapa banyak foto yang sudah terhapus. Mulai dari hal yang penting sampai yang tidak penting, semua tersimpan dalam folder PutihAbu.

Dulu sekali, rasanya ingin melepas seragam putih abu-abu itu. Namun sekarang yang terjadi adalah aku ingin kembali ke masa-masa itu. Masa-masa mencari jati diri, menyibukan diri, cinta monyet (?)–masa-masa aneh itu. Kita tidak bisa mengulang semuanya, pun ketika kita bertemu lagi rasanya tidak akan sama seperti dulu.

Sebab yang paling kita rindukan bukan hanya teman sepermainan kita, tetapi moment itu. Sebab kita tidak bisa melakukan hal yang sama setelah kita melepas seragam itu. Mungkin ketika masa putih abu-abu itu, ada seorang yang membuat kita ingin segera lulus–anggap saja enemy. Namun coba ingat-ingat kembali, hal-hal seperti itu yang membuat kita ingin kembali ke masa itu.

Ketika besok bertemu dengan orang itu, paling yang kita lakukan adalah menyapa dan tertawa, “Hahaha inget dulu kita pernah marahan gak? Gara-gara hal sepele. Lol.” Hal-hal seperti itu sering terjadi dengan orang yang telah melepas seragam putih abu-abunya. Akan berbeda jika seorang tidak menikmati masa putih abu-abunya–istilahnya, masa putih abu-abunya flat. Tapi aku yakin seflat-flatnya masa putih abu-abu itu, pasti ada bahan cerita untuk anak-anaknya nanti. Haha. Kini semua berada di jalannya masing-masing demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Haha.

Intinya adalah masa lalu tidak perlu dihapus sebab dengan masa lalu kita bisa belajar. Belajar menjadi lebih baik, tidak mengulang kesalahan yang sama. Pun jangan berlarut-larut sebab itu, hidup mesti berlanjut kawan. Semoga kita bertemu diwaktu yang diridhoiNya. Bagi yang masih SMA, nikmatin masa-masa itu. Jangan keburu-buru mau kuliah, buat cerita lebih banyak dan baik lagi.

-Enggak kerasa, udah satu semester-



kalau mau diceritain satu-satu susah, terlalu banyak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istirahat

Minggu ini mungkin adalah minggu yang menegangkan. Bagaimana tidak, setelah sebelumnya berkutat dengan materi-materi Ujian Tengah Semester (UTS) kini mahasiswa direpotkan dengan nilai Ujian Tengah Semester (UTS). Ada yang merasa puas dan ada juga yang merasa kurang. Entah kurang nilainya atau kurang dalam usahanya. Namun, sejauh ini aku pribadi menganggap bahwa Ujian Tengah Semester (UTS) adalah ajang melihat kemampuan diri. Kemampuan diri apakah kita tetap seperti dulu atau tidak, maksudnya adalah apakah kita tetap tidak jujur terhadap diri sendiri dan orang lain; melawan godaan. Apakah kita tetap menggunakan cara lama, dalam hal ini teknik menghafal materi atau memahami materi lalu kita kembangkan. Apakah kita sungguh-sungguh dalam mempersiapkan Ujian Tengah Semester (UTS). Dan kita bisa melihat mata kuliah apa yang harus kita beri perhatian lebih. Bisa saja dengan adanya Ujian Tengah Semester (UTS) atau ujian-ujian yang lain kita bisa mengetahui. “Oh, saya kurang dalam memaha...

Ohh Desember

Tak ada yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Namun, setiap bulan pasti mempunyai cerita masing-masing yang meninggalkan kesan. Setelah November kemarin menumpahkan air dan hembusan angin yang begitu kencang, hingga meninggalkan sayatan kecil. Kini Desember memberikan sedikit mentarinya untuk merasakan begitu hangatnya ia. Sebab Desember selalu meninggalkan banyak harapan dan semoga. Sampai-sampai kadang aku terbuai dibuatnya, tapi terlepas dari semua itu. Aku ingin berterimakasih kepada Desember karena kau selalu kunanti dan kurindukan. Berkat Desember, aku selalu belajar bagaimana sepantasnya aku hidup dan telah melakukan apa untuk hidupku juga orang disekitarku. Hari ini, aku memilih sendiri dan menjauhkan diri dari dunia luar. Bukan karena aku tak mau membuka diri dan berkata, “Terimakasih doanya.” Tapi aku memilih untuk mengoreksi diri. Bertanya kepada diri sendiri, “Kau ini sebenarnya siapa? Apakah kamu dibutuhkan? Telah melakukan apa?” dan banyak pertanyaan yang muncul ...

Menyelami Masa Lalu

Banyak yang telah terlewat dan nggak sempat aku abadikan, baik melalui tulisan maupun foto. Setelah sekian lama, akhirnya tadi aku mulai untuk mengirimkan tulisanku lagi. Belajar nulis lagi dari awal. Setelah kupikirkan ternyata mengabadikan momen dan mencurahkan sudut pandang kita itu penting. Selain untuk menyimpan memori juga untuk mengingat kita "dulu" seperti apa atau bahkan untuk melihat perubahan yang ada pada diri kita. Setelah menyelesaikan tulisan sampai jam 3 subuh. Aku terbangun dan mulai melihat diriku yang dulu seperti apa dengan menelusuri diriku di media sosial mulai dari twitter, fb, ask fm, sampai pinterest. Melalui kegiatan itu yang aku dapatkan adalah ternyata diriku yang dulu dengan sekarang ada banyak perubahan dan nggak banyak kesamaan. Kesamaan aku yang dulu dan sekarang adalah wajah nggak banyak berubah, tapi cara menggunakan jilbab yang berubah.  Waktu SMP ternyata aku pakai jilbab bisa maju banget, selain itu juga banyak mencoba model jilbab. Kemudi...