Langsung ke konten utama

Mencoba

Malam ini jujur saja sebenarnya aku bingung mau  menulis apa di sini. Rasa-rasanya rindu menulis tapi ketika ingin memulai bingung sendiri mau membahas tentang apa dan mengapa. Pernah suatu waktu melamun memikirkan "gimana ya kalau kalau aku menulis?". Di sini masih ada sampai saat ini rasa takut untuk menulis. Entah itu karena takut diejek, dicela, ditertawakan, dibilang tidak bagus atau semacamnya. Terkadang hati ini iri dengan teman-teman yang bisa menulis yang menurutku itu indah. Iri rasanya, sangat. Aku sendiri sangat mengagumi tulisan-tulisan orang yang kadang aku sendiri tak tau dari mana mereka mendapat untaian kalimat yang dapat mengalunkan hati setiap pembacanya. Apakah dari copas milik orang lain tanpa mencantumkan sumber atau memang benar itu dari pemikirannya sendiri. Entahlah. Diri ini merasa kerdil jika dibandingkan dengan teman-teman yang lain.
Mungkin berbulan-bulan ini aku bisa dikatan tidak aktif memainkan blogger. Tapi percayalah teman, aku tak berhenti menulis. Hanya saja aku menulis untuk diriku. Puisi yang tak di bagikan di semua socmed, pikiran-pikiran yang dikurung di dalam file laptop atau sajak-sajak kecil yang tersimpan dibelakang buku sekolahku. Sampai-sampai membuat fake account untuk tetap bisa membuat puisi atau ide tanpa sepengetahuan orang-orang yang aku kenal. Terkadang aku tak paham dengan jalan pikiranku sendiri. "Sebenarnya apa yang ditakuti kamu Rin?" tanyaku dalam hati.
Sendirinya aku memahami bahwa yang tidak ada dalam diriku ini adalah rasa pede, takut mencoba. Fatalnya, aku baru menyadari itu ketika menonton Juru Bicara - Pandji Pragiwaksono di Youtube. Ya, acara itu tidak jauh beda dengan Mesakke Bangsaku.  

"Kunci dari berkarya adalah mulai dulu aja lalu bikin yang lebih baik. Kunci dari berkarya adalah berproses. Lo ga bakalan punya karya yang keren kalo lo ga mulai dari yang alay, yang jelek."
-Pandji Pragiwaksono
Kurang lebih itulah yang dibilang sama bang Panji. Disitulah aku mulai berpikir "Rin, kalau kamu selama ini takut diejek karyanya jelek, ga tepat pemilihan diksinya, ga siap dikatain orang alay, galauan, cah cinta atau semacamnya kamu ga bakalan berkembang Rin. Kamu ga bakal menghasilkan karya yang bagus, yang keren. Orang-orang yang karyanya dicari di sana-sini nggak mungkin dia langsung bisa menghasilkan karya yang bagus tanpa dia memulai dulu yang jelek. Ayo Rin! Show time!" 
Tidak hanya Bang Panji yang bilang begitu tapi sebelum-sebelumnya juga pernah mendengar dari beberapa penulis seperti Bang Tere Liye yang ketika itu bedah buku Pulang bahwa semakin kamu sering menulis maka semakin handal kamu menulis, ya kurang lebih seperti itu.
Ternyata kemampuan menulis juga harus diimbangi seberapa banyak kamu membaca buku pertahun, perbulan atau perhari. Ya, semakin kamu banyak membaca buku semakin banyak kosa kata yang kamu dapatkan. Entah itu dari buku pelajaran, buku biografi ataupun novel yang kamu baca.
Banyak orang bilang, kalau mau dikenang maka menulislah memang benar adanya. Soe Hok Gie, meninggal dalam usia 26 tahun bisa dikata sangat muda tapi siapa sangka namanya tetap berkibar sampai sekarang karena karya-karya dan ide-ide beliau yang mengagumkan. Dan masih banyak tokoh-tokoh lain yang karyanya masih sering kita temui.
So, untuk diriku pribadi dan teman-teman jangan malu mencoba. Just do it!

Yogyakarta, 24 Maret 2017 (9:36 PM)

edited by : Zafathan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyelami Masa Lalu

Banyak yang telah terlewat dan nggak sempat aku abadikan, baik melalui tulisan maupun foto. Setelah sekian lama, akhirnya tadi aku mulai untuk mengirimkan tulisanku lagi. Belajar nulis lagi dari awal. Setelah kupikirkan ternyata mengabadikan momen dan mencurahkan sudut pandang kita itu penting. Selain untuk menyimpan memori juga untuk mengingat kita "dulu" seperti apa atau bahkan untuk melihat perubahan yang ada pada diri kita. Setelah menyelesaikan tulisan sampai jam 3 subuh. Aku terbangun dan mulai melihat diriku yang dulu seperti apa dengan menelusuri diriku di media sosial mulai dari twitter, fb, ask fm, sampai pinterest. Melalui kegiatan itu yang aku dapatkan adalah ternyata diriku yang dulu dengan sekarang ada banyak perubahan dan nggak banyak kesamaan. Kesamaan aku yang dulu dan sekarang adalah wajah nggak banyak berubah, tapi cara menggunakan jilbab yang berubah.  Waktu SMP ternyata aku pakai jilbab bisa maju banget, selain itu juga banyak mencoba model jilbab. Kemudi...

Sulit Menemukannya (Lagi)

Mungkin ada sebagian kecil dari kehidupan kita yang akan sulit kita temukan (lagi). Ketika kita kecil, kita sering jajan didepan sekolah hingga jajanan tersebut (mungkin) menjadi jajanan favorit. Namun sekarang ketika kita datang ke sekolah, kita hanya bisa mengenang betapa nikmatnya jajanan tersebut. Entah itu karena penjualnya tidak berdagang lagi atau tetap ada namun rasanya berbeda sebab bukan penjual lama yang menyajikan. Semakin dewasa kita, maka akan semakin banyak kenangan yang akan dan harus kita ingat. Entah itu sebagai pelajaran ataupun hanya untuk mengetahui apa rasanya rindu. Seperti sekarang ini aku merindukan lingkar pertemananku. Benar kata orang-orang, bahwa seorang akan dipertemukan dengan orang yang sama dengannya. Entah itu tingkah lakunya, hobbinya, atau bahkan visi-misinya. Sebab dengan kesamaan itulah kita tidak akan pernah habis bahan pembicaraan–pun aku merasakannya selama ini. Ketika dulu kita memang sering bertemu, begitu banyak hal yang kita bicarak...

"Kamu Nggak Sendirian"

  "Hidup itu nggak cukup sendirian, kita selalu butuh orang2 sekitar". Kira-kira kalimat kyk gitu yg sering aku denger dari mamak. Maklum anaknya yg ini lebih suka ngelakuin banyak hal sendirian karena takut ngerepotin orang lain. Bahkan mamak takut klo anaknya ini kuper aka kurang pergaulan. Sebenernya temen banyak, tapi temen deket bisa diitung jari. Sampe di bulan Januari kemarin, aku ke dokter dan disaranin dua hari lagi oprasi. Aku bingung harus ngubungin siapa dulu, yg pertama terlintas di kepalaku ya mamak. Sepulang dari RS, aku VC mamak & kuberitahu. Akhirnya keluarga Pak Radis jadi heboh wkwk. Sebenernya saat itu aku nggak ada perasaan takut sama sekali dan malah aku masih bisa hahahihi sambil menenagkan mamak. Mamak bilang hari di mana aku dioprasi harus ada yg nemenin. Kubilang, tenang ada. Mamak nggak percaya karena sebelumnya aku bilang bisa sendiri. Mamak marah, sampai akhirnya aku sebut nama2 temanku yg kemungkinan bisa membersamaiku--Atim, Ahim, Gita dan K...