Langsung ke konten utama

Public Health?

Nggak kerasa udah ngelewatin bulan Mei, bulan yang paling genting. Sekarang pertanyaannya udah berubah ga lagi
"Gimana UN-nya?"

"Bisa jawab soalnya?"

"Mau lanjut mana?"

Nah ini. Ini pertanyaan yang sekarang bisa dijawab. Nggak lagi bingung dan bimbang mau jawab apa. "Rin lanjut mana?" Kata seorang teman, "FK" kataku (M-nya pake suara yang kecil bahkan kadang ga kedengeran haha) itu mah kalo males ditanya hehe, sekarang seorang Ririn jadi mahasiswa FKM. FKM bukan Fakultas Kedokteran Mata yaa apalagi Fakultas Kesayangan Mertua whahaha..

FKM adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat, setelah dikasih tau pun masih bingung Fakultas Kesehatan Masyarakat itu apa, malah ada yang bilang "ohh jadi perawat ya?" "Kerjanya dimana? Pukesmas" "kuliahnya ngapain aja?" Dududu..

Jadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat ini kita belajar tentang gimana caranya buat kita agar bisa memanjangkan hidup, mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan lewat perorganisasian masyarakat. Waktu kegiatan P2K kemarin ada temen yang tanya sama pemateri katanya, "Bu kan itu memanjangkan hidup lah kalo udah ajalnya gimana?" Sontak buat ketawa (ya kalik yaa)
Maksudnya disini kita bisa memanjangkan hidup lewat penyuluhan, kata orang-orang si "mencegah lebih baik dari pada mengobati." Nah, kegiatan mahasiswa FKM gak jauh-jauh dari penyuluhan, dari pencegahan penyakit. Rasa-rasanya jadi mahasiswa FKM akan sangat-sangat menyenangkan.

Contohnya aja ketika P2K kemarin setiap orang punya nama ilmiah masing-masing. Dan nama ilmiahku adalah Etnografis Kesehatan. Namanya asing banget ditelinga, masak sama nama sendiri ga tau apa maksudnya, pikirku. Tanyalah aku sama mbah google "Mbah Etnografis Kesehatan apaan mbah?" Kata mbah google si, Etnografis Kesehatan adalah kesehatan yang berdasarkan kebudayaan yang ada di setiap suku-suku bangsa. Seperti misalnya: menjadi hal biasa jika seorang terkena penyakit kusta di Papua, budaya tradisi Oyong di Cirebon dimana perut ibu hamil digoyang-goyangkan mulai usia kehamilan 3 bulan sampai 9 bulan. Ini dipercaya dapat melancarkan saat persalinan. Nah,  menunjukkan eratnya hubungan antara kebudayaan suatu etnis dengan tingkat kesehatan masyarakatnya.
Nah, gimana seru bukan? Itu si sebagian kecil dari Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jadi apa aja ni yang dipelajari di FKM?? Belajarnya FKM itu mulai dari yang nyerempet kedokteran, anatomi fisiologi, masalah lingkungan, kesehatan pekerja, manajemennya, sampai ilmu sosial komunikasi bahkan belajar kewirausahaan. (Besok de ya cerita gimana rasanya belajar itu semua)

Dan saat P2K kemarin, mahasiswa FKM punya jargon dan menurutku memiliki arti yang mendalam banget. Seperti mahasiswa FKM dikasih tantangan gitu..
Paling suka ngucapin jargon ini waktu P2K kemarin:

MENCERDASKAN BANGSA
MENYEHATKAN INDONESIA
BERSINERGI
UNTUK NEGERI!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istirahat

Minggu ini mungkin adalah minggu yang menegangkan. Bagaimana tidak, setelah sebelumnya berkutat dengan materi-materi Ujian Tengah Semester (UTS) kini mahasiswa direpotkan dengan nilai Ujian Tengah Semester (UTS). Ada yang merasa puas dan ada juga yang merasa kurang. Entah kurang nilainya atau kurang dalam usahanya. Namun, sejauh ini aku pribadi menganggap bahwa Ujian Tengah Semester (UTS) adalah ajang melihat kemampuan diri. Kemampuan diri apakah kita tetap seperti dulu atau tidak, maksudnya adalah apakah kita tetap tidak jujur terhadap diri sendiri dan orang lain; melawan godaan. Apakah kita tetap menggunakan cara lama, dalam hal ini teknik menghafal materi atau memahami materi lalu kita kembangkan. Apakah kita sungguh-sungguh dalam mempersiapkan Ujian Tengah Semester (UTS). Dan kita bisa melihat mata kuliah apa yang harus kita beri perhatian lebih. Bisa saja dengan adanya Ujian Tengah Semester (UTS) atau ujian-ujian yang lain kita bisa mengetahui. “Oh, saya kurang dalam memaha...

Ohh Desember

Tak ada yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Namun, setiap bulan pasti mempunyai cerita masing-masing yang meninggalkan kesan. Setelah November kemarin menumpahkan air dan hembusan angin yang begitu kencang, hingga meninggalkan sayatan kecil. Kini Desember memberikan sedikit mentarinya untuk merasakan begitu hangatnya ia. Sebab Desember selalu meninggalkan banyak harapan dan semoga. Sampai-sampai kadang aku terbuai dibuatnya, tapi terlepas dari semua itu. Aku ingin berterimakasih kepada Desember karena kau selalu kunanti dan kurindukan. Berkat Desember, aku selalu belajar bagaimana sepantasnya aku hidup dan telah melakukan apa untuk hidupku juga orang disekitarku. Hari ini, aku memilih sendiri dan menjauhkan diri dari dunia luar. Bukan karena aku tak mau membuka diri dan berkata, “Terimakasih doanya.” Tapi aku memilih untuk mengoreksi diri. Bertanya kepada diri sendiri, “Kau ini sebenarnya siapa? Apakah kamu dibutuhkan? Telah melakukan apa?” dan banyak pertanyaan yang muncul ...

Menyelami Masa Lalu

Banyak yang telah terlewat dan nggak sempat aku abadikan, baik melalui tulisan maupun foto. Setelah sekian lama, akhirnya tadi aku mulai untuk mengirimkan tulisanku lagi. Belajar nulis lagi dari awal. Setelah kupikirkan ternyata mengabadikan momen dan mencurahkan sudut pandang kita itu penting. Selain untuk menyimpan memori juga untuk mengingat kita "dulu" seperti apa atau bahkan untuk melihat perubahan yang ada pada diri kita. Setelah menyelesaikan tulisan sampai jam 3 subuh. Aku terbangun dan mulai melihat diriku yang dulu seperti apa dengan menelusuri diriku di media sosial mulai dari twitter, fb, ask fm, sampai pinterest. Melalui kegiatan itu yang aku dapatkan adalah ternyata diriku yang dulu dengan sekarang ada banyak perubahan dan nggak banyak kesamaan. Kesamaan aku yang dulu dan sekarang adalah wajah nggak banyak berubah, tapi cara menggunakan jilbab yang berubah.  Waktu SMP ternyata aku pakai jilbab bisa maju banget, selain itu juga banyak mencoba model jilbab. Kemudi...