Langsung ke konten utama

Manusia Ngeyel

Sebut saja Cipa, Cipa adalah seorang gadis yang biasa-biasa saja. Sejatinya dia mengetahui baik buruk sesuatu. Namun, Cipa adalah Cipa yang ngeyel kalau diberi tahu. Untuk masalah ini Cipa cenderung tidak peduli.

Korea. Iya Korea. Bukan menyalahkan Korea-nya, juga bukan industri musik dan drama korea-nya. Tapi yang jadi masalah adalah sikap Cipa kepada K-drama dan atau K-popnya.

Kalau ada yang memberi tahu Cipa, "Eeh pa, ga boleh lho berlebihan mencintai sesuatu." Cipa akan menjawab, "Yaelah, gua nyadar kok si oppa ga bakal jadi milik gua.. gua suka aja, masbulo?" Hmmmm.. Sebenarnya banyak yang memberi tahu Cipa bahwa hal-hal yang unfaedah seperti itu ga baik dan Cipa tahu hal itu salah. Tapi yaa bagaimana lagi, Cipa terlanjur ngefans sama Oppa Korea nun jauh disana.

Bahkan saat Cipa mendengarkan lagu-lagu Oppa Korea kesanyangannya. Teman Cipa nyeletuk bilang, "Ukhti-Ukhti dengernya lagu gini juga ya." Merahlah pipi cabi Cipa. Cipa ga sendiri, banyak teman-teman seperjuangannya yang klepek-klepek kalau ditatap Oppa Korea via layar kaca.

Karena lingkungan Cipa (sedikit) mendukung maka jadilah Cipa seperti ini. Cipa yang ngefans sama Oppa-Oppa mata sipit, kulit putih dan oplas dimana-mana. Hmmmm

Sampai pada malam yang gelap nan dingin di tengah kota. Cipa merenung, menyelam kedasar pikirannya.. Bahwa..

Sebenarnya ga salah-salah banget ngefans sama makhluk lain (selain Allah). Tapi yang salah adalah ketika kita terlalu berlebihan dalam mencintai sesuatu dan lupa dengan kewajiban serta batas-batasnya. "Berlebihan gimana?" Ya berlebihan, terlalu berangan-angan, mengandai-andai, dan lupa dengan kewajiban kita.

"Kewajiban??" Iya kewajiban. Bukannya udah jelas bahwa kita harus jaga pandangan. Tapi, yang dilakukan selama ini adalah melihat Oppa2 korea smpai kornea mau keluar. "Astagfirullah," istigfarlah Cipa. Belum lagi, jika panggilan Allah mulai terdengar dimana-mana. Namun Cipa masih asik dengan klimaks yang ada di drama ter-up to date. Ughhh!!!

Berlebihan, melalaikan kewajiban sudah pasti melanggar batas. "Lalu bagaimana agar lepas dari tipu daya Oppa Korea?"

Tips & Trick:
Yang penting adalah niat! Iya, niat jauh-jauh dari melihat Oppa-Oppa Korea (jaga pandangan girls), niat ga membuang waktu dengan menonton drakor sampai mata berair, niat yang ikhlas.

Kedua, temui teman-teman yang dekat dengan Allah (sholeh/sholeha). Dengan begitu kita pasti bisa ngelupain Oppa Korea yang beda tiang dengan kita. "Teman yang lama gimana?" Teman yang lama ya tetap kita temani, seperti biasa. Tapi, kalau old frind kita udh bincang-bincang cantik tentang Oppa-Oppa.. Tanggepin aja sebisamu, hehe..

Ketiga, istiqomah. Lah ya ini paling susah sepertinya. Maka doakan ya teman-teman semoga Cipa tetap Istiqomah melupakan Oppa-Oppa korea..

Intinya adalah boleh-boleh saja menonton drakor (Drama Korea) dan mendengar lagu Kpop kesayanganmu. Tapi jangan sampai kita kebablasan dalam artian mata kita lebih sering digunakan untuk melihat drakor daripada Alquran. Lebih sering denger lagu Kpop daripada denger lantunan ayat suci Alquran serta ceramah di Majelis. Waktu yang terbuang tadi, lebih baik digunakan untuk memperbaiki diri.

So, kuy girls lupakan Oppa Korea, ingat ada pangeran disebrang sedang menunggumu!


===============================
CIPA singkatan dari pe(CI)nta o(P)pa Kore(A) Ehehehehe😂😂

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyelami Masa Lalu

Banyak yang telah terlewat dan nggak sempat aku abadikan, baik melalui tulisan maupun foto. Setelah sekian lama, akhirnya tadi aku mulai untuk mengirimkan tulisanku lagi. Belajar nulis lagi dari awal. Setelah kupikirkan ternyata mengabadikan momen dan mencurahkan sudut pandang kita itu penting. Selain untuk menyimpan memori juga untuk mengingat kita "dulu" seperti apa atau bahkan untuk melihat perubahan yang ada pada diri kita. Setelah menyelesaikan tulisan sampai jam 3 subuh. Aku terbangun dan mulai melihat diriku yang dulu seperti apa dengan menelusuri diriku di media sosial mulai dari twitter, fb, ask fm, sampai pinterest. Melalui kegiatan itu yang aku dapatkan adalah ternyata diriku yang dulu dengan sekarang ada banyak perubahan dan nggak banyak kesamaan. Kesamaan aku yang dulu dan sekarang adalah wajah nggak banyak berubah, tapi cara menggunakan jilbab yang berubah.  Waktu SMP ternyata aku pakai jilbab bisa maju banget, selain itu juga banyak mencoba model jilbab. Kemudi...

Sulit Menemukannya (Lagi)

Mungkin ada sebagian kecil dari kehidupan kita yang akan sulit kita temukan (lagi). Ketika kita kecil, kita sering jajan didepan sekolah hingga jajanan tersebut (mungkin) menjadi jajanan favorit. Namun sekarang ketika kita datang ke sekolah, kita hanya bisa mengenang betapa nikmatnya jajanan tersebut. Entah itu karena penjualnya tidak berdagang lagi atau tetap ada namun rasanya berbeda sebab bukan penjual lama yang menyajikan. Semakin dewasa kita, maka akan semakin banyak kenangan yang akan dan harus kita ingat. Entah itu sebagai pelajaran ataupun hanya untuk mengetahui apa rasanya rindu. Seperti sekarang ini aku merindukan lingkar pertemananku. Benar kata orang-orang, bahwa seorang akan dipertemukan dengan orang yang sama dengannya. Entah itu tingkah lakunya, hobbinya, atau bahkan visi-misinya. Sebab dengan kesamaan itulah kita tidak akan pernah habis bahan pembicaraan–pun aku merasakannya selama ini. Ketika dulu kita memang sering bertemu, begitu banyak hal yang kita bicarak...

"Kamu Nggak Sendirian"

  "Hidup itu nggak cukup sendirian, kita selalu butuh orang2 sekitar". Kira-kira kalimat kyk gitu yg sering aku denger dari mamak. Maklum anaknya yg ini lebih suka ngelakuin banyak hal sendirian karena takut ngerepotin orang lain. Bahkan mamak takut klo anaknya ini kuper aka kurang pergaulan. Sebenernya temen banyak, tapi temen deket bisa diitung jari. Sampe di bulan Januari kemarin, aku ke dokter dan disaranin dua hari lagi oprasi. Aku bingung harus ngubungin siapa dulu, yg pertama terlintas di kepalaku ya mamak. Sepulang dari RS, aku VC mamak & kuberitahu. Akhirnya keluarga Pak Radis jadi heboh wkwk. Sebenernya saat itu aku nggak ada perasaan takut sama sekali dan malah aku masih bisa hahahihi sambil menenagkan mamak. Mamak bilang hari di mana aku dioprasi harus ada yg nemenin. Kubilang, tenang ada. Mamak nggak percaya karena sebelumnya aku bilang bisa sendiri. Mamak marah, sampai akhirnya aku sebut nama2 temanku yg kemungkinan bisa membersamaiku--Atim, Ahim, Gita dan K...