Langsung ke konten utama

Catatan Rahasia

Februari sudah berlalu, namun agaknya produktivitasku dalam menulis berkurang. Padahal jika dilihat dari agenda bulan Februari, bisa dibilang tidak padat bahkan terlalu selo, kata orang Jawa. Setelah kupikir-pikir, bulan kedua tahun 2018 aku habiskan dengan me time, katanya. Me time ku yang ini berbeda dari me time ku yang lalu.

Jika biasanya Me Time ku juga banyak dihabiskan dengan menulis--maksud tulisan disini adalah laporan praktikum HAHA. Walau tak seberapa, yaaa setidaknya belajar menulislah ya wkwkwk. Namun, bulan ini me time ku dihabiskan dengan baca buku (tak seberapa) dan istirahat alias tidur. Sedikit menyesal, tapi juga harus disyukuri. Bagaimanapun waktu luang juga suatu kenikmatan yang haqiqi dan harus digunakan salah satunya dengan beristirahat.

Lamanya waktu beristirahat membuatku--kasarnya--sedikit dangkal dalam menulis. Buktinya, ketika temen-temen Bidang PIP ada proker yang namanya, Arisan Literasi aku malah tak memanfaatkannya. Hingga batas waktu pengumpulan karya mencapai tenggang waktunya. Arisan Literasi sendiri adalah proker yang diusung untuk meningkatkan literasi pada Pimpinan Daerah IPM Kota Yogyakarta.

Ketika akan menulis sesuatu bingung apa yang akan diangkat dalam tulisan ini. Padahal ide-ide dalam otak sudah mendidih, sebal. Dalam tulisanku tahun lalu "Mencoba," rasa-rasanya aku telah membahas bagaimana seharusnya kita menghadapi situasi seperti ini. Maka yang aku lakukan adalah bukan berhenti menulis. Mungkin ada yang mengira aku tidak menulis selama sebulanan ini. Aku menulis kawan, tetapi tidak di public. Ya, aku menulis--yang aku sebut--di Catatan Rahasia-ku.

Memang bukan menulis tulisan panjang, tapi lebih kepada--mungkin--sajak. Terhitung dari duapuluh delapan hari berlalu, walau tidak seberapa namun cukup sebagai pelipur lara. Ketika tidak tahu akan cerita kepada siapa. Ketika perasaan-perasaan sedih, senang, terharu, bangga, penasaran menghampiri. Ada yang seorang kawan bertanya kepadaku prihal mengapa tulisanku yang ini tidak dimasukan dalam blog--ketika itu salah satu tulisan aku jadikan story WhatsApp. Menurutku ini berbeda, cukup ini tersimpan dalam rak buku kecil itu. Menua sampai besok ketika aku membacanya lagi, akan tersipu malu dan atau terharu dibuatnya. Entahlah.

Bagiku, catatan rahasia itu sangat penting walau jarang tergores tinta mahal. Namun cukup menyimpan memori-memori mahal yang tak bisa dibeli. Memori masa lampau dimana besok disebut dengan pengalaman. Disitulah semua pengalamanku, ada rahasia disana, di Catatan Rahasiaku.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istirahat

Minggu ini mungkin adalah minggu yang menegangkan. Bagaimana tidak, setelah sebelumnya berkutat dengan materi-materi Ujian Tengah Semester (UTS) kini mahasiswa direpotkan dengan nilai Ujian Tengah Semester (UTS). Ada yang merasa puas dan ada juga yang merasa kurang. Entah kurang nilainya atau kurang dalam usahanya. Namun, sejauh ini aku pribadi menganggap bahwa Ujian Tengah Semester (UTS) adalah ajang melihat kemampuan diri. Kemampuan diri apakah kita tetap seperti dulu atau tidak, maksudnya adalah apakah kita tetap tidak jujur terhadap diri sendiri dan orang lain; melawan godaan. Apakah kita tetap menggunakan cara lama, dalam hal ini teknik menghafal materi atau memahami materi lalu kita kembangkan. Apakah kita sungguh-sungguh dalam mempersiapkan Ujian Tengah Semester (UTS). Dan kita bisa melihat mata kuliah apa yang harus kita beri perhatian lebih. Bisa saja dengan adanya Ujian Tengah Semester (UTS) atau ujian-ujian yang lain kita bisa mengetahui. “Oh, saya kurang dalam memaha...

Ohh Desember

Tak ada yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Namun, setiap bulan pasti mempunyai cerita masing-masing yang meninggalkan kesan. Setelah November kemarin menumpahkan air dan hembusan angin yang begitu kencang, hingga meninggalkan sayatan kecil. Kini Desember memberikan sedikit mentarinya untuk merasakan begitu hangatnya ia. Sebab Desember selalu meninggalkan banyak harapan dan semoga. Sampai-sampai kadang aku terbuai dibuatnya, tapi terlepas dari semua itu. Aku ingin berterimakasih kepada Desember karena kau selalu kunanti dan kurindukan. Berkat Desember, aku selalu belajar bagaimana sepantasnya aku hidup dan telah melakukan apa untuk hidupku juga orang disekitarku. Hari ini, aku memilih sendiri dan menjauhkan diri dari dunia luar. Bukan karena aku tak mau membuka diri dan berkata, “Terimakasih doanya.” Tapi aku memilih untuk mengoreksi diri. Bertanya kepada diri sendiri, “Kau ini sebenarnya siapa? Apakah kamu dibutuhkan? Telah melakukan apa?” dan banyak pertanyaan yang muncul ...

Menyelami Masa Lalu

Banyak yang telah terlewat dan nggak sempat aku abadikan, baik melalui tulisan maupun foto. Setelah sekian lama, akhirnya tadi aku mulai untuk mengirimkan tulisanku lagi. Belajar nulis lagi dari awal. Setelah kupikirkan ternyata mengabadikan momen dan mencurahkan sudut pandang kita itu penting. Selain untuk menyimpan memori juga untuk mengingat kita "dulu" seperti apa atau bahkan untuk melihat perubahan yang ada pada diri kita. Setelah menyelesaikan tulisan sampai jam 3 subuh. Aku terbangun dan mulai melihat diriku yang dulu seperti apa dengan menelusuri diriku di media sosial mulai dari twitter, fb, ask fm, sampai pinterest. Melalui kegiatan itu yang aku dapatkan adalah ternyata diriku yang dulu dengan sekarang ada banyak perubahan dan nggak banyak kesamaan. Kesamaan aku yang dulu dan sekarang adalah wajah nggak banyak berubah, tapi cara menggunakan jilbab yang berubah.  Waktu SMP ternyata aku pakai jilbab bisa maju banget, selain itu juga banyak mencoba model jilbab. Kemudi...