Langsung ke konten utama

Physical Distancing Ala Anak Kost

Well, udah hampir dua tahun ga pernah nulis lagi di blog. Yaa, berkat Coronavirus ini aku jadi pengen dan ada waktu untuk nulis lagi. Awalnya aku mau buat video tentang ini, udah dibuat tapi kayaknya ga effective deh,jadi aku putusin untuk buat tulisan aja. Physical distancing adalah cara yang bisa kita lakukan untuk memutus mata rantai penularan Coronavirus ini. Mengingat coronavirus bisa ditularkan melalui permukaan benda yang terkena virus, sentuhan orang yang terkena virus, cairan orang yang telah terinfeksi virus seperti batuk dan bersin. Jadi bisa banget tanpa sepengetahuan kita, kita menyentuh benda yang udah terinfeksi di tempat umum. apalagi nih, biasanya anak kost kalo keluar rumah bisa 3 kali sehari bahkan lebih untuk beli makan. Adanya ajakan untuk #dirumahaja aku sebagai anak kost jadi mikir nih, gimana caranya kita tetep bisa melakukan physical distancing. 

Niat
Pertama sih menurutku kita harus punya niat dulu, niat untuk melakukan physical distancing karena pasti ada aja temen yang ngajak keluar. Nah gimana caranya bisa nolak aja, sekalian temennya dikasih edukasi tentang pentingnya #dirumahaja saat ini. Ahad-Selasa pekan pertama libur kuliah karena coronavirus, jujur aja aku masih suka main tuh. Liat dan baca-baca berita tentang Covid-19 ini, jadi sadar nih pentingnya melakukan physical distance. 

Nyetok Bahan Makanan
Terus karena aku ada niat akhirnya hari rabu pekan pertama, aku memutuskan untuk beli bahan makanan aka nyetok bahan makanan. Ga banyak sih, tapi cukup untuk seorang anak kost. Beli bahan makanan biar ga keluar rumah/kost lagi. Apalagi kalo masak sendiri, jauh lebih hemat dan itung-itung belajar masak. Kalo males masak yaa grab/go food banyak hehe.

Buat Rencana
Buat rencana kalo missal mau keluar rumah, karena aku masak sendiri akhirnya aku merencanakan keluar rumah hanya untuk ke warung beli bahan masakan. Mengingat sayur ga bakal bisa bertahan sampe satu bulan kedepan kan, apalagi kalo ga ada kulkas macam kos ku ini. Akhirnya aku merencanakan keluar kost hanya ¾ hari sekali. Selain itu, yang perlu banget diperhatiin adalah cara penyimpanan makanan. Banyak kok di internet apalgi di Youtube tentang cara penyimpanan sayuran yang bisa buat awet hehe.

Setelah masalah perut udah ada solusinya, sekarang giliran hati nih belum selesai. Aka masalah mengatasi kebosenan saat di kost aja. Kalo ini mau bakal banyak banget soulusinya, berhubung aku anak rumahan banget nihh, jadi ga ada masalah dengan ini. Mau tau caranya? Pertama, buat tugas kuliah online dulu tuh, udah numpuk wkwk. Terus dengerin music, apalagi sekarang banyak free concert di YouTube. Scroll sosial media menyita banyak waktu sih. Nonton video di YouTube, entah itu inspirasi masak buat besok atau rendom aja.

Udah itu aja dulu tulisanku, semoga bermanfaat bagi kalean2 yang masih di kost. Tetep jaga kesehatan, #dikostaja udaah. Waspada boleh, panik jangan. Bhaaayy~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istirahat

Minggu ini mungkin adalah minggu yang menegangkan. Bagaimana tidak, setelah sebelumnya berkutat dengan materi-materi Ujian Tengah Semester (UTS) kini mahasiswa direpotkan dengan nilai Ujian Tengah Semester (UTS). Ada yang merasa puas dan ada juga yang merasa kurang. Entah kurang nilainya atau kurang dalam usahanya. Namun, sejauh ini aku pribadi menganggap bahwa Ujian Tengah Semester (UTS) adalah ajang melihat kemampuan diri. Kemampuan diri apakah kita tetap seperti dulu atau tidak, maksudnya adalah apakah kita tetap tidak jujur terhadap diri sendiri dan orang lain; melawan godaan. Apakah kita tetap menggunakan cara lama, dalam hal ini teknik menghafal materi atau memahami materi lalu kita kembangkan. Apakah kita sungguh-sungguh dalam mempersiapkan Ujian Tengah Semester (UTS). Dan kita bisa melihat mata kuliah apa yang harus kita beri perhatian lebih. Bisa saja dengan adanya Ujian Tengah Semester (UTS) atau ujian-ujian yang lain kita bisa mengetahui. “Oh, saya kurang dalam memaha...

Ohh Desember

Tak ada yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Namun, setiap bulan pasti mempunyai cerita masing-masing yang meninggalkan kesan. Setelah November kemarin menumpahkan air dan hembusan angin yang begitu kencang, hingga meninggalkan sayatan kecil. Kini Desember memberikan sedikit mentarinya untuk merasakan begitu hangatnya ia. Sebab Desember selalu meninggalkan banyak harapan dan semoga. Sampai-sampai kadang aku terbuai dibuatnya, tapi terlepas dari semua itu. Aku ingin berterimakasih kepada Desember karena kau selalu kunanti dan kurindukan. Berkat Desember, aku selalu belajar bagaimana sepantasnya aku hidup dan telah melakukan apa untuk hidupku juga orang disekitarku. Hari ini, aku memilih sendiri dan menjauhkan diri dari dunia luar. Bukan karena aku tak mau membuka diri dan berkata, “Terimakasih doanya.” Tapi aku memilih untuk mengoreksi diri. Bertanya kepada diri sendiri, “Kau ini sebenarnya siapa? Apakah kamu dibutuhkan? Telah melakukan apa?” dan banyak pertanyaan yang muncul ...

Menyelami Masa Lalu

Banyak yang telah terlewat dan nggak sempat aku abadikan, baik melalui tulisan maupun foto. Setelah sekian lama, akhirnya tadi aku mulai untuk mengirimkan tulisanku lagi. Belajar nulis lagi dari awal. Setelah kupikirkan ternyata mengabadikan momen dan mencurahkan sudut pandang kita itu penting. Selain untuk menyimpan memori juga untuk mengingat kita "dulu" seperti apa atau bahkan untuk melihat perubahan yang ada pada diri kita. Setelah menyelesaikan tulisan sampai jam 3 subuh. Aku terbangun dan mulai melihat diriku yang dulu seperti apa dengan menelusuri diriku di media sosial mulai dari twitter, fb, ask fm, sampai pinterest. Melalui kegiatan itu yang aku dapatkan adalah ternyata diriku yang dulu dengan sekarang ada banyak perubahan dan nggak banyak kesamaan. Kesamaan aku yang dulu dan sekarang adalah wajah nggak banyak berubah, tapi cara menggunakan jilbab yang berubah.  Waktu SMP ternyata aku pakai jilbab bisa maju banget, selain itu juga banyak mencoba model jilbab. Kemudi...