"Hidup itu nggak cukup sendirian, kita selalu butuh orang2 sekitar". Kira-kira kalimat kyk gitu yg sering aku denger dari mamak. Maklum anaknya yg ini lebih suka ngelakuin banyak hal sendirian karena takut ngerepotin orang lain. Bahkan mamak takut klo anaknya ini kuper aka kurang pergaulan. Sebenernya temen banyak, tapi temen deket bisa diitung jari. Sampe di bulan Januari kemarin, aku ke dokter dan disaranin dua hari lagi oprasi. Aku bingung harus ngubungin siapa dulu, yg pertama terlintas di kepalaku ya mamak. Sepulang dari RS, aku VC mamak & kuberitahu. Akhirnya keluarga Pak Radis jadi heboh wkwk. Sebenernya saat itu aku nggak ada perasaan takut sama sekali dan malah aku masih bisa hahahihi sambil menenagkan mamak. Mamak bilang hari di mana aku dioprasi harus ada yg nemenin. Kubilang, tenang ada. Mamak nggak percaya karena sebelumnya aku bilang bisa sendiri. Mamak marah, sampai akhirnya aku sebut nama2 temanku yg kemungkinan bisa membersamaiku--Atim, Ahim, Gita dan K
Wktu awal pandemi tinggal di rumah, sering sebel sama mamak gara-gara suka nonton konten Lesti Billar (Leslar). Kubilang, "Halaah, hoaxx itutu", "Alayyy", "Lebaayyy" atau " setting an doang itutu maak". Aku nggak tau dari mana mamak suka Leslar, tapi yang jelas mamak suka nonton konten mereka baik di YouTube atau TV. Mungkin perkenalan mamak berawal dari sana. Entahlah. Keterangan yang kudapat dari mamak, katanya mamak suka sama Lesti karena suaranya yang bagus itu terbukti dari juara 1 dari kontes dangdut di Indosiar. Lesti yang umurnya nggak jauh beda sama aku, dia bisa mencari uang untuk keluarganya dari suara emasnya itu. Bahkan kata mamak dia mengangkat derajat keluarganya karena dari orang yang kurang mampu jadi orang kaya dan terkenal. Mamak bilang perjuangan Lesti dan bapaknya perlu diapresiasi. Ketika mamak menceritakan itu, tentu aku nggak peduli karena dalam benakku itu hanya kealayan dan kelebayan media. Buatan media dalam merangkai